Sebagian
dari teman-teman yang pernah ikut SBM-sebelumnya pasti pernah terbersit
pemikiran sesuai dengan topik kali ini. Pemikiran seperti ini acapkali
menghantui pikiran-pikiran yang masih labil, ya.. mungkin diantara teman
sekalian ada yang merasa mengambil jurusan yang kurang sesuai dengan bakat dan
minatnya. Hal ini merupakan faktor utama yang dapat membuat pikiran menjadi
labil dan terkadang muncul keinginan untuk banting setir dari keadaan yang
telah dilalui saat ini.
Sangat
sulit memang apabila kita dalam kondisi labil untuk mengambil keputusan yang
tepat. Memulai sesuatu yang baru di tempat yang baru adalah hal yang harus
dihadapi dan menjadi pertimbangan yang utama jika teman – teman sekalian ingin
mencoba testing kembali untuk pindah jurusan teman-teman harus mengulang
pelajaran yang akan diujikan lagi dan ini tidak memakan waktu yang singkat.
Nah, untuk sekedar memberi masukan bagi teman-teman sekalian yang dalam keadaan
seperti ini mari lanjutkan membaca artikel ini.
Apakah
anda memang benar-benar salah memilih jurusan saat ini? Apakah memang kesalahan
tersebut tidak bisa anda toleransi lagi? Pertanyaan ini mari dijawab dalam diri
masing-masing. Menurut seorang filsuf, tidak ada yang namanya salah dalam
menentukan jurusan sebab dari awal kita pastilah diberikan waktu untuk
mempertimbangkan apa yang hendak kita pilih dan apa konsekuensi dari pilihan
kita itu. Sebenarnya perasaan salah memilih jurusan itu bukanlah kesalahan
melainkan ketidaksesuaian perkiraan dan harapan kita pada jurusan yang kita
pilih dengan kenyataan yang ada pada jurusan tersebut. Inilah yang terkadang
kita anggap sebagai salah memilih padahal tidak. Contoh sederhana, kita membuat
tiga pilihan. Pilihan pertama Teknik Sipil, kedua FMIPA, dan yang ketiga Pend.
Bhsa Inggris. Singkat cerita kita menang di FMIPA, tentunya jurusan ini telah
menjadi pertimbangan kita dari awal yang menurut kita sesuai dengan diri kita
akan tetapi setelah kita jalani, kita menemukan banyak sekali kendala seperti
padatnya jadwal dan tugas, belum lagi soal-soal yang diujikan sangat-sangat
sulit, laporan praktikum yang numpuk, dll. Hal-hal inilah yang terkadang
dianggap masalah bagi orang-orang yang ber-“masalah”
Bukankah
seharusnya kita menyesuaikan diri dengan pilihan kita? Ya agar kita bisa
menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Jika sedari awal anda menganggap bahwa
jurusan FMIPA itu adalah jurusan yang biasa-biasa aja, setelah anda
menjalaninya maka anggapan anda tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan dan
hal ini pula yang pada sebagian orang akan dianggap sebagai kesalahan diri
dalam memilih jurusan atau lebih tepatnya tidak sesuainya jurusan, padahal
sedari awal diberikan waktu untuk merenung.
Jadi
buat teman-teman sekalian jika memang jurusan yang anda pilih masih dapat di
toleransi cobalah untuk mengenali dibidang yang mana diri kita sulit mengikuti,
apakah diri kita mampu memperbaiki ketertinggalan dalam bidang tersebut atau
cobalah untuk lebih menyesuaikan diri dengan kenyataan dalam jurusan, lebih
bersungguh-sungguh lah dalam menjalaninya, dan jangan lupa harus tulus dan
tekad yang bulat di munculkan sebab kesuksesan bukan ditentukan oleh jurusan
pada masa kuliah melainkan kesungguhan dan ketulusan dalam menjalani proses
dalam jurusan selama kuliah, bukankah kesuksesan milik orang yang tulus dan
sungguh-sungguh?? Belum tentu jurusan baru yang akan anda jalani kemudian
membuat anda lebih lega dari keadaan sekarang dan lebih menjamin keberhasilan
anda dimasa depan karena tentu saja anda
harus bertemu dengan orang-orang baru, memulai semester kuliah dari awal lagi
(anda boros waktu tenaga dan uang). Namun, jika memang keadaannya sudah sangat
fatal dan anda sudah bulat tekad untuk pindah jurusan segeralah jika memang itu
menurut anda yang terbaik karena saya hanya mampu memberi saran masukan saja
daripada kelak anda akan menjalaninya hanya setengah hati dan ini akan
berdampak pada masa kuliah anda pada jurusan saat ini yang akan semakin lama
untuk selesai dan pastinya anda juga telah mempersiapkan segala sesuatunya dari
awal lagi trus jangan lupaya nasihat saya ini dalam memilih kita hanya membutuhkan waktu yang sangat singkat. Sedikit
waktu kita dapat menentukan pilihan bagi diri kita namun terkadang diperlukan
waktu seumur hidup untuk bertahan pada pilihan. Hati-hatilah dalam menentukan
Pilihan !!.